Wednesday 23 October 2013

PENGECOHAN OLEH MEDIA BAYARAN TENTANG SOSOK BUNDA PUTRI By @triomacan2000

PENGECOHAN OLEH MEDIA BAYARAN TENTANG SOSOK BUNDA PUTRI By "@triomacan2000


1. Eng ing eeng kita bahas tentang Bunda Putri lagi, kenapa banyak atau ada beberapa orang yg disebut2 sebagai Bunda Putri. Mana yg benar ?

2. Setidaknya publik disuguhi 3 (tiga) nama atau indentitas yg disebut2 sbg bunda putri : Non Saputri, Tuti Iswari dan Sylvia Soleha

3. Ketiga macan eh wanita sakti itu selalu dikaitkan dgn sosok Bundi putri. Yg mana yg benar ? Siapa sesungguhnya bunda putri ?

4. Bunda Putri yg dimaksud oleh LHI atau politisi PKS adalah Non Saputri. Istri muda seorg dirjen. Namun bunda putri yg sebenarnya bukan dia

5. Tuti iswari adalah adik wapres budiono, pensiunan pegawai Bank Indonesia. Tuti iswari ini adalah Bunda Putri pernah didatangi Suswono

6. Jika Bunda Putri yg dimaksud Non Saputri maka mustahil Suswono, atasan dirjen kementan (suami Non saputri) sudi datang ke rumahnya

7. Non Saputri dan Tuti Iswari tidaklah memiliki power atau kekuasaan sebagaimana yg didengung2kan oleh banyak orang http://t.co/QM2fMfKZ0K

8. Jika Bunda Putri yg dimaksud sbg mafia proyek dan jabatan serta Ratu Korupsi Indonesia adalah kedua wanita tadi, tdk mungkin SBY panik

9. Kedua wanita tadi diketahui hanyalah sbg tangan kanan atau orang kepercayaan Bunda Putri yg sejati yakni Bu Purnomo atau Sylvia Soleha

10. Sedangkan Sylvia Solehah istri kepala rumah tangga kepresidenan Kombes Purn Purnomo D Rahardjo adalah tangan kanan/kuasa Ani SBY

11. Itu sebabnya Bunda Putri tahu persis rencana2 resufle yg sangat rahasia dan hanya diketahui oleh SBY dan Ani SBY sendiri

12. Itu sebabnya kenapa Bunda Putri yang sejati bisa memerintah, mempeangaruhi bahkan ditakuti oleh para menteri. Dia on behalf Ani SBY

13. Sylvia Solehah yg bertindak untuk dan atas nama Ibu Negara Ani Yudhoyono sangat wajar disegani dan ditakuti oleh para pejabat negara

14. Kekuasaan Sylvia Solehah sama dengan kekuasaan Ani SBY karena sdh jadi rahasia elit bahwa Sylvia Solehah ini adalah kuasa penuh Ani SBY

15. Peran Sylvia Solehah ini jelas terlihat dalam pengurusan banyak proyek besar dan mutasi/promosi jabatan strategis, termasuk Hambalang

16. Ketika nama Bunda Putri pertama kali terlontar, TEMPO menurunkan Laput ttg sosok Bunda Putri yg mengarah ke Non Saputri. Pengecohan

17. Sejak majalah TEMPO diketahui menjalin kerjasama dalam mengamankan korupsi2 klrga Cikeas dan pejabat istana, TEMPO tdk dapat dipercaya

18. Sejak TEMPO disuap pertama sekali setelah menurunkan Laput tentang Korupsi Hambalang, TEMPO menjadi penyebar berita palsu. Pembohong

19. TEMPO diketahui bermitra dlm kejahatan bersama Istana. Pemrednya terima suap 5 miliar dari istana. Plus 5 miliar dari Nazarudin

20. Selain itu TEMPO juga mendapatkan konsesi pemasangan iklan dari proyek2 lelang pengadaan pemerintah melalui kantor wapres Budiono

21. Pemasangan iklan proyek pemerintah semula dikuasai Media Indonesia, kemudian direbut TEMPO dgn bantuan Yopie juru bicara /humas Wapres

22. Banyak konsesi iklan dari proyek2 pemerintah dan iklan K/L yg diberikan oleh Kantor Wapres kepada TEMPO, plus suap2 kepada pemred TEMPO

23. Dampaknya luar biasa, Majalah TEMPO menjadi media utama dan terdepan membela korupsi Century, Sri Mulyani dan Budiono. Bela membabi buta

24. Tambahan suap Istana ke TEMPO melalui pemasangan iklan dari berbagai kementerian dan lembaga pemerintah, sahkan TEMPO jadi pelacur media

25. Apalagi suap Istana ke Pemred dan elit TEMPO sebesar 5 miliar yang jadikan Wahyu Muryadi cs menjadi wartawan pelacur yg kaya raya

26. Belum lagi suap 5 Miliar dari Nazarudin ke Wahyud Muryadi dan seorang tokoh pers senior, menjadikan TEMPO bagian dari mafia korupsi

27. Sebab itu sangat logis dan berdasar analisa dan tuduhan kami bhw Non Saputri yg disebut TEMPO sbg Bunda Putri adalah pengaburan fakta

28. Peran TEMPO sebagai majalah penyebar berita bohong sukses besar, nama Non Saputri dan gambarnya sebagai Bunda Putri dipercaya publik

29. Kita tdk boleh percaya informasi bohong TEMPO, apalagi sdh berkali2 TEMPO berbohong jika terkait korupsi istana (century, hambalang dll)

30. Meski begitu, demi mencegah fitnah dan membuktikan siapa yg benar & siapa sesungguhnya Bunda Putri, KPK harus tangkap 3 wanita korup itu

31. Beranikah KPK mengusut Trio Macan eh Trio Maling yg menyalahgunakan kewenangan Ibu Negara utk uang suap dan korupsi uang negara

32. Sekalian jk 3 wanita maling itu terbukti bertindak mafia & jadi calo proyek/jabatan atas dasar perintah Ibu Negara, KPK tangkap semuanya

33. Tidak usah lagi terjebak dgn peggecohan fakta dan pengaburan indentitas Bunda Putri, sdh jelas dia Sylvia Solehah kuasa dari Ibu Negara

34. Sekian dan terima kasih. MERDEKA !

Dahlan Iskan yang Tidak Saya Kenal

Dahlan Iskan yang Tidak Saya Kenal

CATATAN: CAROLUS TUAH

SUNGGUH saya memang tidak kenal, dan tidak pernah bertemu seorang Dahlan (Iskan). Dalam ingatan saya, Dahlan adalah seorang “konglomerat” media, wartawan, direktur PLN, dan menteri. Di harian Kaltim Post, saya sering melihat tulisan Dahlan. Melihat, tapi jarang membaca. Saya lebih suka menyimak ucapan Dahlan di televisi. Lugas, tidak berbasa-basi, juga cengengesan.

Saya bukan pendukung, apalagi pengagum Dahlan. Tak pula satu buku tentang Dahlan yang saya baca. Informasi dan pemberitaan tentang Dahlan sudah sangat berlimpah, entah melalui media massa hingga media sosial. Saya merasa tidak perlu untuk mendalami informasi tentang Dahlan.

Anehnya, saya malah sering tergoda untuk melirik informasi, atau lebih tepatnya gosip, tentang Dahlan. Dari soal dugaan pemborosan PLN, memiliki banyak istri, hingga reputasi “kejam” ketika menjadi bos Jawa Pos.

Dan, saya merasa perlu untuk menerangkan kenapa harus menulis tentang Dahlan: ditantang oleh Felanans Mustari, seorang jurnalis muda Kaltim Post yang cerdas. Dia mengejek saya. Ketimbang sinis terhadap sikap politik Dahlan, kenapa tidak menulis secara terbuka? Sambil menahan malu, saya memutuskan untuk membuat tulisan singkat di depan wartawan ini.

Karena tidak kenal, tentu saja saya tidak peduli terhadap Dahlan. Rasa abai terusik ketika mendengar Dahlan berhasrat menjadi presiden! Sebagai warga negara Indonesia yang berdomisili di provinsi kaya sumber energi, saya merasa harus memastikan pemimpin negeri ini tak mengulang ketidakadilan terhadap warga Kaltim.

Pertanyaannya, apa yang ada di kepala Dahlan? Apa yang membuat dia merasa pantas menjadi presiden? Apakah jabatan menteri tidak cukup? Apakah haus kekuasaan? Atau Dahlan adalah bagian dari kumpulan orang sakit jiwa yang bermimpi menjadi presiden?

Menjadi presiden tidak mudah dan tidak murah, meski Dahlan banyak duit. Dahlan bukan seorang politikus, bukan kader partai. Di berbagai survei, Dahlan (masih) kalah populer dengan orang lain yang disebut sebagai calon presiden.

Sebagai orang yang bergiat di organisasi nonpemerintah, tentu saja saya mengamati perilaku pejabat-politikus berikut produk politiknya. Sukar bagi saya untuk tidak membandingkan gaya kepemimpinan dan gaya hidup-penampilan mereka.

Di Kaltim, nyaris semua pejabat publik identik dengan kemewahan yang dibiayai APBD. Dalam konteks ini, Dahlan yang tampil sederhana adalah contoh buruk bagi mereka yang gemar tampil rapi, protokoler, berselubung baju dinas, bahkan menggunakan pakaian ala Eropa.

Pejabat yang berjalan diiringi oleh satu atau dua orang ajudan adalah pemandangan biasa. Seketika saya teringat, saya tidak pernah melihat di layar kaca seorang Dahlan memiliki ajudan yang menenteng tas atau membawa barang lainnya. Atau; bahkan melakukan pekerjaan remeh seperti membukakan pintu mobil. Tidak pernah.

Saya kesulitan untuk menjawab pertanyaan Felanans, apakah tidak ada hal yang bisa dipuji dari Dahlan? Seketika dia memperlihatkan berita tentang ulah Dahlan yang memecat seorang direktur utama BUMN karena istri sang dirut kerap menggunakan fasilitas kantor milik suami. Tetap saja saya berpikir, hal tersebut adalah standar etika yang berlaku bagi pejabat BUMN. Tidak ada yang istimewa.

Sinisme saya lantas sedikit pudar karena teringat peristiwa itu tidak terjadi di kementerian lain. Apalagi di Kalimantan Timur!

Saya “diserang” lagi dengan pertanyaan yang sudah saya duga, apakah saya akan mendukung Dahlan menjadi presiden? Masih dengan sinisme yang sama, saya mencemooh pilihan Dahlan yang kebelet menjadi RI 1 melalui partai politik, yang banyak kadernya tersangkut kasus korupsi. Tapi saya hampir lupa, satu-satunya cara menjadi presiden adalah melalui partai politik.

Felanans kemudian menyentak saya dengan pernyataan agar saya berpikir positif. Bahwa bisa jadi Dahlan akan menjadi tukang reparasi, memperbaiki partai, membuat partai politik menjadi institusi yang kredibel dan dipercaya publik.

Akhirnya, saya menjanjikan beberapa hal. Pertama, saya akan mencoba mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang Dahlan. Kedua, jika saya memiliki kesempatan bertemu langsung dengan Dahlan, saya akan menyerang dia dengan banyak pertanyaan mengenai apa yang ingin dia lakukan. Ketiga, saya tidak akan bergabung dengan relawan, tim sukses, dan barisan pendukung Dahlan. Tetapi yang keempat, mungkin saya akan memilih Dahlan. Bukan untuk menyenangkan hati Felanans dan para pendukung Dahlan, tapi jika saya telah menemukan sendiri bahwa Dahlan bukan pembohong.

*Penulis adalah penggiat antikorupsi di Kaltim dan bergabung di Pokja 30.

Gotong Royong untuk 86,4 Juta Orang Miskin

Gotong Royong untuk 86,4 Juta Orang Miskin

OLEH: DAHLAN ISKAN
(Menteri BUMN)

PAGI ini di Sukabumi. Seluruh direktur utama BUMN berkumpul. Di Sukabumi mereka membubuhkan tanda tangan pertanda ikut gotong royong. Mengikutkan seluruh karyawan dan keluarga mereka ke program BPJS Kesehatan.

Bapak Presiden SBY hadir di acara ini. Beliau tidak hanya menyaksikan. Beliau ingin program bersejarah yang terjadi di era kepemimpinan beliau ini sukses.

BPJS memang akan mengubah sistem jaminan kesehatan nasional. Tahun pertama baru menyangkut 86,4 juta orang, tapi inilah dasar yang kokoh untuk sistem kesehatan negara modern ke depan.

Karyawan BUMN dan keluarganya tidak termasuk yang 86,4 juta itu. Keikutsertaan BUMN bisa menambah kualitas layanan untuk yang 86,4 juta orang itu.

Siapakah 86,4 juta orang itu? Mereka adalah rakyat miskin dan hampir miskin. Mulai tanggal 1 Januari 2014 depan, kesehatan mereka ditanggung pemerintah. Melalui layanan Askes yang berganti nama BPJS Kesehatan.

Baru kali ini terjadi dalam sejarah Republik Indonesia, pengobatan untuk seluruh orang miskin dan hampir miskin ditanggung oleh pemerintah.

Tentu layanan yang bisa diberikan kepada 86,4 juta orang miskin itu belum akan memuaskan. Tiap orang baru mendapat jatah Rp 19.000 per bulan. Rata-rata. Artinya kalau banyak yang tidak sakit, jatah untuk yang sakit bisa lebih besar dari itu.

Meski belum memuaskan tapi sejarah sudah dimulai. Meningkatkannya akan jauh lebih mudah dari pada memulainya. Ini bukan hanya soal uang. Tapi juga komitmen. Di dalamnya menyangkut pembangunan sistem. Termasuk membangun kapasitas pengelolaannya.

Sesuai dengan UU No 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, BPJS Kesehatan tidak di bawah BUMN. Mulai 1 Januari depan, PT Askes (Persero) menjelma jadi BPJS Kesehatan dan bukan lagi BUMN.

Kita akan punya pengalaman baru. Sebuah lembaga layanan masyarakat tidak berbentuk perusahaan.

BPJS tidak boleh mencari laba. Dana operasional BPJS Kesehatan dijatah dari persentase dana kesehatan yang diperoleh dari APBN. Juga tidak boleh punya anak perusahaan. Karena itu anak perusahaan PT Askes, PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia akan diakuisisi BUMN lain sebelum akhir tahun ini.

Banyak yang mengkhawatirkan sistem pengelolaan yang seperti itu tidak akan merangsang manajemen BPJS untuk maju. Tidak ada sistem insentif yang memadai. Tapi biarlah semua berjalan dulu. Kalau BUMN mempersoalkan itu nanti terkesan tidak rela melepaskannya.

Mengapa keikutsertaan BUMN disebut gotong royong? Ini karena keikutsertaan BUMN akan memperkuat BPJS. Si kuat membantu yang lemah. Si muda membantu yang tua. Si sehat membantu yang sakit.

Dirut PT Askes Fachmi Idris berhasil meyakinkan itu. BUMN akan membayar ke BPJS Rp 50.000 per bulan per orang. Karyawannya muda-muda sehingga diasumsikan masih jarang sakit. Pendidikannya juga lebih tinggi. Kesadaran hidup sehatnya lebih tinggi.

Dirut Askes harus sebanyak mungkin mencari peserta yang seperti BUMN itu. Agar semakin banyak yang ikut gotong royong. Dengan demikian rakyat miskin yang jatahnya Rp 19.000 itu bisa mendapatkan layanan lebih baik.

Yang juga sangat penting adalah disiplin pada sistem rujukan. Jangan semua orang sakit langsung masuk RS. Rumah Sakit haruslah hanya tempat rujukan dari Puskesmas.

Dengan BPJS Kesehatan ini pengentasan kemiskinan bisa lebih berhasil. Selama ini banyak orang berhasil diangkat dari kemiskinan. Namun mereka langsung kembali miskin manakala salah satu anggota keluarganya sakit.

Selamat berpisah PT Askes (Persero). Selamat datang BPJS Kesehatan. 86,4 juta rakyat miskin menanti pelayananmu!

Mereka yang Tak Basah di Kolam Oli

Mereka yang Tak Basah di Kolam Oli


OLEH: DAHLAN ISKAN
(Menteri BUMN)

MUNGKINKAH orang yang terjun ke kolam oli tidak terkena oli? Tidak mungkin. Itulah yang sering disangkakan siapa pun terhadap siapa pun.

Kalau kolam oli itu diartikan secara harfiah, logikanya memang “hil yang mustahal” --meminjam istilah lama almarhum Asmuni Srimulat. Tapi, dalam kehidupan sehari-hari kita masih bisa menyaksikan yang disangka mustahil itu. Bahkan, contohnya cukup banyak. Mahfud MD termasuk salah satunya.

Sejak lama saya kagum dengan integritas Pak Mahfud. Kini kekaguman itu bertambah-tambah lagi. Terutama sejak ditangkapnya Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar. Kita jadi tahu MK itu ternyata lembaga yang sangat basah. Bahkan basah oleh oli: calo, dagang perkara, dan sogok-menyogok. Bukan hanya oleh yang kalah pilkada. Bahkan juga oleh yang sudah menang pilkada sekalipun.

MK bisa disebut “kolam oli” karena pihak-pihak yang bersaing dalam pilkada semuanya ingin menang. Bukan hanya gengsi. Juga karena sudah telanjur habis-habisan.

Dari kenyataan itu kita juga jadi tahu betapa berat tekanan yang dialami Pak Mahfud selama menjadi ketua MK dulu. Terutama dalam menjaga integritasnya di tengah-tengah kolam oli seperti itu.

Tentu saya sangat kagum tidak hanya kepada Pak Mahfud. Tapi juga kepada orang-orang lain yang integritasnya tinggi. Terutama kepada mereka yang pada dasarnya berada di kolam oli, namun tidak terkena oli.

Dari mana orang bisa memiliki integritas? Tentu dari ujian-ujian. Orang bersih yang belum pernah diuji di dalam kolam oli belum bisa disebut teruji. Orang baru dikatakan punya integritas kalau sudah diuji. Kian berat ujiannya, bila lolos, kian tinggi integritasnya.

Pak Mahfud saya golongkan orang yang sudah mencapai integritas tinggi. Ini karena dia bukan baru sekali ini terjun ke kolam oli, tapi sudah berkali-kali. Setiap kali itu juga Pak Mahfud tidak ikut terlumur oli.

Misalnya, waktu jadi menteri pertahanan. Bukankah seharusnya Pak Mahfud juga terciprat oli perdagangan dan percaloan senjata? Nyatanya tidak.

Maka, jangan hanya menyebut-nyebut nama Akil yang dianggap bobrok itu. Sebagai imbangan, ada baiknya kita juga sering menyebut nama Pak Mahfud yang bersih. Agar selalu ada hope dalam kehidupan ini. Masih banyak Mahfud-Mahfud lain di MK dan tempat-tempat penuh oli lainnya.

Tentu saya juga angkat topi pada penggiat antikorupsi. Juga kepada mereka yang tidak korupsi. Tapi, saya sungguh hormat kepada mereka yang pernah mendapatkan kesempatan berada di kolam oli, namun tidak terkena oli.

Belum tentu mereka yang meneriakkan antikorupsi bisa terhindar dari oli ketika mereka diterjunkan ke kolam oli. Sudah banyak contohnya.

Di lingkungan BUMN tentu juga banyak contohnya. Saya pun sungguh kagum kepada orang seperti Ignasius Jonan, Dirut PT KAI. Kepada Dirut PT PLN Nur Pamudji yang akan dapat Anugerah Bung Hatta karena integritasnya. Kepada Dirut Bank Mandiri yang dulu Agus Martowardojo dan Zulkifli Zaini, maupun Dirut yang sekarang Budi Sadikin. Kepada Dirut PT Permodalan Nasional Madani Parman Nataatmadja. Kepada Dirut PT Angkasa Pura I Tommy Soetomo. Kepada Dirut PT RNI Ismed Hasanputro. Kepada... masih banyak sekali Dirut BUMN yang tidak mungkin saya sebut satu-satu.

Mereka itu, sampai hari ini, tergolong orang yang berada di kolam oli. Tapi, mereka masih bisa menjaga dirinya dari cipratan oli. Tentu mudah bagi mereka yang tidak sedang berada di kolam oli tidak terkena oli. Tapi, sungguh istimewa mereka yang sedang berada di kolam oli yang bisa terhindar dari oli. Padahal, kadang oli itu sengaja diciprat-cipratkan dari luar.

Maka, logika umum “tidak mungkin orang yang diterjunkan ke kolam oli tidak terkena oli” belum tentu cocok untuk kasus di atas. Siapakah yang memberikan apresiasi kepada mereka? Tentu ada lembaga yang sudah mengapresiasi. Bahkan ada beberapa. Kita bersyukur untuk itu.

Yang juga menarik dalam banyak contoh di atas adalah ini: mereka tidak hanya bersih untuk dirinya. Tapi juga tergerak untuk membersihkan lingkungan dalamnya. Misalnya melalui contoh nyata dari atas. Melalui konsistensi. Melalui pembaruan sistem. Melalui pengawasan yang ketat. Juga terutama melalui pembaruan sistem pengadaan barang dan jasa.

Karena itu, saya senang sekali ketika bertemu dengan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Hadi Purnomo. Yakni, saat beliau mengemukakan ide penyempurnaan sistem pengadaan barang dan jasa. Saya langsung meresponsnya.

Pak Hadi Purnomo mengatakan, penyelewengan akan mudah dilacak kalau pembayaran dari kontraktor ke subkontraktor dilakukan dengan sistem transfer bank. Tidak tunai. Dengan transfer tidak hanya mudah dilacak. Juga membuat orang takut melakukan penyelewengan.

Dalam launching “Road Map BUMN Bersih” dua pekan lalu, saya pidatokan ide ketua BPK itu. Bahkan, saya minta langsung diadopsi untuk tender-tender yang akan datang. Caranya begini. Sejak tahap unwishing, soal sistem pembayaran ini sudah harus dijelaskan kepada calon peserta tender. Dalam dokumen tender juga harus dicantumkan.

Dan, jangan lupa harus ditulis juga dalam kontrak nantinya.

Ke depan penyempurnaan sistem tender harus jadi agenda utama. Terutama dalam kaitannya dengan program pencegahan korupsi. Banyak komisi disalurkan lewat pembayaran kepada subkontraktor. Makanya, pemeriksa tidak akan bisa menemukan penyelewengan dari buku keuangan kontraktor utama.

Kalau usaha itu berhasil, kita akan memperoleh lagi kemajuan yang nyata. Kita sudah biasa memuji ketegasan beberapa negara dalam memberantas korupsi. Kini Indonesia pun mulai dipuji di luar negeri.

Waktu saya di Filipina, wartawan di sana mengatakan, “Indonesia hebat ya, siapa pun ditangkap.” Mereka mengucapkan itu dengan nada sambil mencibir negaranya sendiri. Hal senada terdengar di Thailand dan India. Rupanya, sudah menjadi kecenderungan manusia di negara mana pun: suka membanggakan negara lain seraya mencibir negaranya sendiri.

Saturday 12 October 2013

Maju dan Bersih, No Salah Satunya

Maju dan Bersih, No Salah Satunya - Manufacturing Hope 97

INI salah satu upaya internal untuk membuat BUMN bersih dari korupsi. Mungkin masih kurang sempurna. Mungkin juga ada cara lain yang lebih baik. Tapi, belum ketemu.

Intinya, pembersihan itu harus dimulai dari atas. Prinsip ini yang kami anut. Karena itu, jajaran direksi yang harus bersih dulu. Direksi yang bersih akan membersihkan level di bawahnya. Direksi yang tidak bersih tidak mungkin bisa melakukan itu.

Upaya ini kami sebut dengan “road map menuju BUMN bersih”. Cara ini mungkin dianggap kurang radikal. Kurang dar-der-dor. Tapi, mengelola perusahaan memang harus hati-hati. Pemberantasan korupsi tidak bisa dilakukan dengan cara menghancurkan perusahaannya. Pemberantasan korupsi harus dilakukan, tapi perusahaan juga harus tetap berkembang. Tetap naik omzetnya. Tetap naik labanya.

Kami menggunakan istilah “road map” karena upaya ini memang dilakukan dengan tahap tertentu, cara tertentu, dan target waktu tertentu. Dalam road map itu ada yang disebut “bersih level satu”. Artinya, level satu (direksi) di sebuah BUMN-lah yang didahulukan untuk dibuat bersih.

Tentu selama ini sudah sangat banyak direksi BUMN yang bersih. Saya tahu siapa-siapa mereka. Tapi, belum pernah diumumkan secara terbuka. Juga belum pernah diuji: benarkah bersih?

Karena itu, sejak 1 Oktober 2013 lalu kami membuka pendaftaran. Khusus untuk direksi. Secara kolektif per BUMN. Tidak bisa tiap satu direktur mendaftar sendiri. Artinya, satu board of director (BOD) harus sepakat bersih semua. Kalau ada satu board of director yang merasa gagal bersih hanya oleh ulah salah satu di antara mereka, maka mereka harus mengusulkan untuk diganti.

Saya harapkan sejak 1 Oktober lalu hingga 30 Oktober nanti, masing-masing BOD membuat kesepakatan internal: berani mendaftarkan diri sebagai BOD yang bersih atau tidak. Yang merasa belum bersih benar, tapi bertekad untuk bersih, tetap bisa mendaftar. Masih ada waktu tiga bulan untuk cuci-cuci diri.

Saya ingin tahu pada 30 Oktober depan sudah berapa BUMN yang berani mendaftarkan diri. Lalu mereka diberi kesempatan untuk berbenah-benah selama November dan Desember. Mereka akan dinilai mulai 1 Januari 2014.

Yang akan menilai mereka adalah pihak-pihak yang selama ini berhubungan dengan BUMN tersebut: pemasok, vendor, konsumen, dan seterusnya. Merekalah yang mewakili publik. Tentu yang tidak terkait dengan BUMN tersebut tidak diminta ikut menilai. Asumsinya: mereka tidak tahu persis perilaku BUMN tersebut.

Biasanya yang paling tahu sebuah BUMN itu masih kotor atau sudah bersih adalah pemasok atau pengguna jasanya. Debitor sebuah bank, misalnya, akan tahu ini: dia perlu menyogok atau tidak untuk mendapat kredit. Perlu memberikan hadiah atau tidak. Saya bangga bahwa bank BUMN sudah sangat maju. Jangankan sogok atau hadiah. Ditraktir makan oleh debitor pun mereka sudah tidak mau.

Penilaian itu akan berlangsung tiga bulan (Januari-Maret 2014). Hasilnya akan diumumkan.

Bagaimana dengan BOD yang tidak berani mendaftar sampai 30 Oktober nanti? Tidak apa-apa. Mereka akan dikelompokkan dalam kelas khusus: mereka diberi road map menuju BUMN bersih. Harus menjalankan itu. Bagi yang tidak mau masih ada pilihan: mengundurkan diri dari jabatan direksi atau diberhentikan.

Setelah program “bersih level satu” diselesaikan, berikutnya adalah “bersih level dua”. Setiap BOD harus membuat road map. Ini untuk menciptakan pejabat tinggi satu level di bawah direksinya yang juga bersih. Tentu ini hanya dilakukan BOD yang sudah mendaftarkan diri. Yang belum mendaftar tentu tidak bisa. Bagaimana bisa membuat road map untuk menciptakan level di bawah direksi bersih kalau direksinya sendiri belum bersih?

Tentu sebuah BOD harus menciptakan sistem agar pejabat satu level di bawah direksi juga bersih. Termasuk sistem jenjang karir yang menganut merit. Tentu juga harus berani mengganti pejabat level tersebut yang dinilai berpenyakit.

Pendaftaran untuk BUMN yang level di bawah direksinya juga bersih baru dilakukan 1 Januari 2014 selama sebulan. Penilaian untuk level ini mulai dilakukan pada 1 April 2014.

Program berikutnya adalah membuat “bersih level tiga”. Yakni, bagaimana agar seluruh manajer di BUMN juga bersih. Dari pengalaman beberapa BUMN yang sudah bersih, itu tidak sulit. Kalau level direksinya sudah bersih dan level satu tingkat di bawah direksinya juga bersih, para manajer itu akan ikut dengan sendirinya. Pendaftaran “bersih level tiga” dimulai 1 April 2014 dan akan dinilai pada 1 Juli 2014.

Sulitkah mencari orang bersih? Tidak. Yang sulit adalah mencari orang bersih yang “tidak sok bersih”. Kita perlu orang-orang bersih, tapi tidak sok bersih. Yang sok bersih itu biasanya sikapnya kaku. Merasa bersih sendiri. Benar sendiri. Merasa orang lain itu kotor. Orang yang demikian, meski bersih, sulit diangkat menjadi pimpinan di perusahaan. Dia tidak bisa berada dalam satu tim kerja yang solid. Padahal, kemajuan itu tidak bisa dibuat oleh satu orang. Harus satu tim.

Kita perlu banyak orang bersih yang punya jiwa kepemimpinan. Yang punya antusiasme. Kita pengin maju dan bersih. Bersih dan maju. Bukan hanya salah satunya. (*)

Dahlan Iskan
Menteri BUMN

 

Artikel :

Artikel :

Artikel :